Oleh Virda Risyad
Bagaimana low and no code tools akan mengubah arah perkembangan teknologi? Apa alasannya ? Apakah low and no code tools akan mengambil alih pekerjaan developers?Hal apa yang harus dipertimbangkan?
Low and no code memicu berbagai macam reaksi. Untuk sesuatu yang dirancang dengan sederhana, keberadaan low/no code sendiri ternyata sangat kompleks.
Menurut Gartner, Implementasi platform low-code software development tumbuh lebih dari 20% per tahun. Pada tahun 2021, pasar global untuk teknologi low-code development technology mencapai pendapatan $ 13,8 miliar. Dan pada tahun 2023, low and no code development diharapkan dapat diadopsi oleh lebih dari 50% perusahaan berskala menengah hingga besar.
Apa yang dimaksud dengan low and no code development?
Low and no code bukan berarti menggunakan sedikit atau tanpa code sama sekali. Hal Ini berarti code yang ada hampir tidak terlihat di platform/tools low and no code . Baik metode low code maupun no code menggunakan abstraksi tingkat tinggi untuk menyembunyikan kerumitan dari software engineering itu sendiri. Low code mempersingkat waktu dan upaya dalam proses development, sementara no code memungkinkan pembuatan aplikasi tanpa keahlian khusus.
Menurut Chris Yin dari Scale Venture Partners, meskipun gerakan low code development pada awalnya dimulai dengan fokus untuk para developers, sekarang gerakan tersebut diperluas fungsinya untuk mengembangkan tools untuk business users juga.
Yin berpendapat bahwa perusahaan vendor low-code dan no-code tools akan selalu berusaha memenuhi kebutuhan salah satu dari empat jenis pasar yang disegmentasi berdasarkan ‘apakah tools tersebut dirancang untuk business users versus developers’, dan ‘apakah tools tersebut dirancang untuk penggunaan internal versus eksternal’.
Pro
• Minimalisasi Sumber Daya IT. Membuat aplikasi atau situs web tanpa harus merekrut developers yang mahal terdengar menarik. Pelaku usaha kecil yang tidak beroperasi dengan sumber daya keuangan yang besar akan dengan senang hati mengambil kesempatan untuk membuat situs web dan/atau aplikasi seluler dengan harga yang lebih terjangkau dengan hadirnya low and no code development.
• Implementasi yang cepat. Situs web dan aplikasi dapat dibuat dengan jauh lebih cepat dibandingkan dengan teknik coding manual. Contohnya, Anda dapat membuat dan meluncurkan toko online yang menarik dalam waktu sehari — proses ini tidak lagi memerlukan keterampilan yang canggih. Apabila dalam waktu satu dekade yang lalu, Anda akan membutuhkan tim developers dan desainer web yang handal untuk melakukan pekerjaan yang sama.
• Easy to use. Anda tidak perlu untuk mempelajari bahasa pemrograman selama bertahun-tahun. Seluruh software development dapat dipermudah dengan beberapa proses drag-and-drop. Contohnya, Delman Data Lab, sebuah data preparation tool yang mencakup data processing, data warehouse, dan data cleaning dapat dioperasikan tanpa harus memiliki pengetahuan mengenai coding terlebih dahulu. Meskipun Anda dapat memilih di antara fitur drag-and-drop, dan manual coding, apabila Anda seorang business users, maka Anda tidak perlu khawatir karena Delman Data Lab terbilang mudah untuk digunakan.
Kontra
Dengan semua janji yang terdengar menarik, low and no-code tools tetap memiliki kekurangan.
• Terbatasnya fitur dan kontrol. Sepert sebagian besar no-code and low-code solutions, Anda akan berurusan dengan fitur dan customization yang terbatas. Opsi keamanan data juga terbatas di mana Anda harus sepenuhnya menerima syarat dan ketentuan yang diusulkan oleh vendor dan mengandalkan kredibilitas mereka untuk melindungi informasi bisnis Anda.
• Terbatasnya kemungkinan untuk eksplorasi. Apabila Anda merupakan seseorang atau bagian dari organisasi yang terus berpacu dengan kreatifitas, maka no-code and low-code solutions merupakan solusi yang seringkali kurang tepat karena keterbatasan opsi untuk customization. No-code and low-code solutions mungkin memberikan Anda segudang modul siap pakai dan opsi konfigurasi (seperti bentuk dan warna template), namun Anda tidak akan memiliki kesempatan untuk membuat sesuatu yang besifat personal dan unik yang cocok dengan model bisnis Anda.
• Tidak selalu cocok untuk bisnis berskala menengah sampai enterprise. Apabila Anda khawatir dengan kurangnya fitur dan kontrol, maka Anda harus melalui banyak pertimbangan untuk mengadopsi no-code or low-code model dan mencari vendor dengan penawaran yang cocok dengan kebutuhan Anda.
Namun, selalu ada solusi untuk sebuah masalah. Delman Data Lab telah melalui serangkaian testing yang panjang dan akhirnya muncul dengan sebuah solusi hybrid yang dapat menggabungkan komponen custom-coded dan no-code sebagai solusi terbaik untuk permasalahan data preparation Anda.
Pada intinya, untuk memutuskan apakah benefits dan fitur dari low/no code tools merupakan solusi yang cocok untuk diadopsi ke dalam bisnis Anda, hal tersebut bergantung pada, siapa yang akan menggunakan dan untuk apa tools tersebut digunakan. Karena business dan technical users memiliki kriteria dan kebutuhan yang berbeda.
Ellora Praharaj, Director of Reliability Engineering dari Stack Overflow berpendapat bahwa ia cukup khawatir untuk menggunakan low/no code tools dalam software projects di mana performance, scale, security, dan masih banyak lagi aspek krusial terlibat.
Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh fakta bahwa low/no code tools tidak didesain untuk berkutat dengan volume data yang tinggi serta banyaknya pembaruan dinamika yang mana kecekatan merupakan hal yang penting dalam proses agile development.
Kemudian, apakah low and no code tools akan mengancam masa depan developer?
Tidak akan ada software maupun agile development tanpa developers. Di balik kecanggihan teknologi low and no code akan selalu ada manusia-manusia yang jauh lebih canggih yang merancang segala jenis code untuk hal tersebut.
(Baca juga:Mitos Seputar Big Data: Utopia? Distopia? Yang Benar Yang Mana? | Delman Data Lab, Mitos Seputar Big Data: Tidak Seindah Realita | Delman Data Lab)
Pengguna teknologi low and no code masih tetap membutuhkan developers untuk merancang dan membangun apapun impian mereka tentang perkembangan software dan semacamnya. Meskipun dengan adanya tradeoff di antara ease-of-use dan kontrol, dan masih belum ada seseorang yang mengetahui cara untuk mengatasi tradeoff tersebut, akan selalu ada kebutuhan terhadap keberadaan software engineers yang dapat sepenuhnya memanipulasi perangkat lunak untuk memenuhi berbagai use-cases bisnis (dan individu) yang membutuhkan.
Lagipula low and no-code tools masih belum cukup fleksibel untuk menggantikan keberadaan developers meskipun kedepannya terdapat kemungkinan besar akan munculnya permintaan akan skill sets baru untuk merancang dan menghasilkan solusi teknologi yang inovatif.