Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien serta efisiensi layanan, integrasi sistem kesehatan telah muncul sebagai solusi penting. Artikel ini akan menjelaskan sepuluh prinsip kunci yang diperkenalkan oleh Suter, Oelke, Adair, dan Armitage pada tahun 2009, yang berfokus pada keberhasilan integrasi sistem kesehatan.
Integrasi sistem kesehatan melibatkan menggabungkan berbagai komponen sistem kesehatan ke dalam satu entitas yang lebih terkoordinasi. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas pelayanan, efisiensi, dan keseluruhan pengalaman pasien. Berikut tabel yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan sistem informasi kesehatan yang sukses.
Tabel 1
Sepuluh prinsip utama integrasi sistem kesehatan
Prinsip 1: Layanan komprehensif di seluruh rangkaian perawatan
Sistem kesehatan terintegrasi mencakup layanan kesehatan yang diberikan kepada pasien secara menyeluruh. Dalam sistem ini, perencanaan, pemberian, dan koordinasi layanan dari tingkat dasar hingga lanjutan dilakukan secara bersama, termasuk kolaborasi dengan lembaga kesehatan dan sosial.
Pentingnya fokus pada kesehatan seluruh populasi diakui sebagai elemen utama dalam upaya mencapai integrasi penuh dalam sistem komprehensif ini. Tingkat integrasi ditentukan oleh sejauh mana penyediaan layanan gabungan yang tersedia. Selain itu, ukuran keberhasilan integrasi juga tercermin dari sejauh mana layanan kesehatan terintegrasi secara efektif dalam keseluruhan sistem.
Prinsip 2: Fokus utama terhadap pasien
Pendekatan yang berfokus pada pasien akan meningkatkan perencanaan layanan, pengelolaan informasi, dan restrukturisasi proses internal untuk hasil yang lebih baik. Layanan harus responsif terhadap perubahan kebutuhan populasi, memastikan perawatan pasien yang ada sudah sesuai dengan ketersediaan tempat dan waktu. Pemahaman mendalam tentang interaksi pasien dengan penyedia layanan kesehatan juga merupakan indikator yang penting.
Sistem kesehatan yang terintegrasi harus mudah diakses oleh pasien dan melibatkan masyarakat yang dilayani. Partisipasi pasien perlu ditingkatkan, dengan memberikan peluang masukan pada berbagai tingkatan untuk perbaikan berkelanjutan.
Dalam menciptakan sistem yang besar dan kompleks, tantangan muncul dalam bentuk bagaimana sistem tersebut tetap berpusat pada pasien. Sistem yang lebih terfokus dan kecil mungkin lebih mudah diimplementasikan, sebab menjadikan pasien sebagai pusat sistem kesehatan terintegrasi adalah kunci keberhasilan.
Prinsip 3: Cakupan geografis dan penugasan
Sistem kesehatan yang terintegrasi diterapkan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan tujuan memberikan cakupan layanan yang lebih luas dan mengurangi pengulangan pelayanan yang tidak efisien. Konsep utama dalam sistem ini adalah cakupan geografis yang memungkinkan akses lebih baik bagi pasien ke layanan yang diperlukan. Strategi penugasan juga digunakan di mana sistem bertanggung jawab atas populasi dalam wilayah tertentu, dengan fleksibilitas bagi pasien untuk mencari layanan dari penyedia layanan kesehatan yang lain.
Namun, implementasi konsep ini memiliki beberapa hambatan, tantangan kompleksitas geografis dan populasi tersebar membuat integrasi sulit untuk diterapkan di wilayah pedesaan yang terpencil. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut tentang strategi penugasan dan cakupan geografis diperlukan untuk penyesuaian yang lebih baik.
Prinsip 4: Penyediaan perawatan melalui tim lintas profesi
Perawatan kesehatan berkualitas memerlukan kolaborasi yang baik antar berbagai profesional lintas profesi di dalam sebuah tim. Dalam tim efektif, setiap anggota dihargai sebagai bagian penting, sambil mempertahankan otonomi profesionalnya masing-masing.
Pentingnya protokol bersama, seperti pedoman praktik dan alat pengambilan keputusan, juga ditekankan. Langkah ini akan menjaga fungsi tim lintas profesi dan menstandarisasi perawatan di layanan dan lokasi yang berbeda. Komunikasi yang fektif juga merupakan kunci utama dalam mengatasi beberapa hambatan yang timbul akibat masalah pendelegasian tugas, konflik pribadi, perbedaan ideologi, maupun persaingan.
Prinsip 5: Manajemen kinerja
Keberhasilan sistem kesehatan yang terintegrasi bergantung pada pemantauan kinerja yang efektif dengan indikator hasil di berbagai tingkat. Manajemen kinerja melibatkan pendekatan terstruktur untuk menganalisis masalah kinerja dan cara mengatasinya.
Protokol dan prosedur tertentu dapat mencerminkan pentingnya mengukur proses dan hasil perawatan serta menggunakannya untuk perbaikan layanan. Pengukuran yang berkelanjutan terhadap hasil perawatan dan pelaporan penting untuk meningkatkan kualitas. Sistem kesehatan terintegrasi tertentu memiliki mekanisme yang dapat menghubungkan kompensasi dengan kinerja berdasarkan indikator spesifik. Sistem kompensasi dapat disesuaikan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan memperkuat pencapaian prioritas organisasi serta mendorong perawatan berkualitas tinggi yang bersifat ekonomis.
Prinsip 6: Sistem informasi
Sistem informasi rumah sakit yang berkualitas juga akan memperbaiki aliran informasi dan komunikasi melalui jalur yang lebih terintegrasi. Rekam medis elektronik menghubungkan konsumen, pembayar, dan penyedia layanan kesehatan dalam satu rangkaian perawatan, serta memberikan informasi yang relevan kepada pemangku kepentingan. Informasi harus dapat diakses dari berbagai lokasi di sistem kesehatan, termasuk lokasi terpencil, untuk memfasilitasi komunikasi yang lancar antar penyedia perawatan.
Sistem informasi juga akan memungkinkan beberapa kemudahan seperti pendaftaran pasien secara sistematis, koordinasi jadwal, serta pengelolaan data klinis. Integrasi informasi klinis dan finansial dalam sistem informasi yang terintegrasi juga merupakan hal yang penting untuk memantau efisiensi biaya dan mendukung perencanaan perbaikan pelayanan kesehatan.
Prinsip 7: Budaya dan kepemimpinan organisasi
Dukungan serta komitmen pada organisasi kesehatan serta pemimpinnya sangat penting dalam keberhasilan integrasi sistem kesehatan. Pemimpin perlu memiliki visi yang kuat untuk mengubah budaya organisasi dan mampu memotivasi tim untuk terlibat dalam perubahan. Kemampuan pemimpin dalam mendorong kolaborasi dan membangun kepercayaan antar tim juga merupakan salah satu faktor yang krusial.
Prinsip 8: Integrasi tenaga kesehatan
Dalam sistem kesehatan yang terintegrasi, tenaga kesehatan berperan sebagai pintu gerbang utama bagi pasien. Mereka adalah penyedia perawatan pertama dan panduan akses ke layanan lainnya. Tenaga kesehatan juga memiliki peran sentral dalam mengelola catatan medis elektronik. Tempat data medis pasien disimpan dan informasi dapat berpindah di antara rekan penyedia perawatan.
Tenaga kesehatan juga akan ikut menentukan pengalihan pasien ke layanan lain dan berkolaborasi dengan fasilitas kesehatan yang lain dalam tim lintas profesi. Di beberapa sistem kesehatan terintegrasi, dokter menjadi bagian dari Dewan yang merumuskan persetujuan dan dukungan untuk integrasi sistem informasi.
Prinsip 9: Struktur tata kelola
Tata kelola yang kuat dan beragam merupakan kunci dari ntegrasi sistem yang sukses. Semua kelompok pemangku kepentingan, termasuk konsumen, harus diwakili di dalam struktur tata kelola untuk memastikan berbagai sudut pandang masuk ke dalam perhitungan. Struktur organisasi dirancang untuk mendorong koordinasi di semua tingkatan perawatan. Pemangku kepentingan harus bekerja sama dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan evaluasi. Hal ini akan memfasilitasi partisipasi yang lebih baik dan memastikan bahwa beragam pandangan dan kebutuhan diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
Prinsip 10: Manajemen keuangan
Integrasi sistem kesehatan memiliki keuntungan utama dalam pengendalian biaya. Meskipun diharapkan memberikan manfaat ekonomi melalui skala dan pengurangan biaya administrasi serta klinis, proses integrasi bisa mengakibatkan peningkatan biaya awal sebelum penghematan tercapai. Salah satu pertimbangan penting dalam model integrasi adalah pendanaan layanan.
Di beberapa yurisdiksi, hambatan utamanya adalah perbedaan pendanaan untuk berbagai jenis perawatan, seperti rawat jalan, jangka panjang, sosial, kesehatan jiwa, akut, dan perawatan primer. Mekanisme pembiayaan diperlukan untuk mengumpulkan dana lintas layanan. Pendanaan yang umum adalah kapitasi global, di mana pembayaran dilakukan untuk semua layanan kesehatan dan layanan sosial tertentu yang diperlukan oleh penduduk terdaftar dalam periode tertentu. Jumlah dana per peserta ditentukan sebelumnya dan disesuaikan dengan faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, dan geografi untuk memastikan distribusi dana yang adil.
Kesimpulan
Integrasi sistem kesehatan memerlukan prinsip-prinsip kunci untuk mencapai keberhasilan. Layanan komprehensif, fokus pada pasien, cakupan geografis dan penugasan yang efisien, tim lintas profesi yang berkolaborasi, manajemen kinerja yang efektif, sistem informasi yang terintegrasi, budaya dan kepemimpinan organisasi yang mendukung, serta struktur tata kelola dan manajemen keuangan yang kuat, semuanya berperan penting dalam membangun sistem kesehatan yang terintegrasi yang memprioritaskan perawatan berkualitas, efisiensi, dan akses yang lebih baik bagi populasi yang dilayani.
Integrasi Sistem Informasi Fasilitas Kesehatan dengan Mudah Bersama delman.io
Kolaborasi antara delman.io dan fasilitas kesehatan Anda akan membantu fasilitas kesehatan Anda transformasi digital yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang solusi transformasi bisnis yang kami tawarkan, silakan kunjungi situs delman.io atau hubungi kami melalui email contact@delman.io.
Referensi: Suter, E., Oelke, N. D., Adair, C. E., & Armitage, G. D. (2009). Ten key principles for successful health systems integration. Healthcare Quarterly (Toronto, Ont.), 13 Spec No(Spec No), 16–23. https://doi.org/10.12927/hcq.2009.21092