Diunggah pertama kali pada 2 Februari, 2023
Oleh: PwC Media Centre
Diterjemahkan oleh Virda Risyad
COVID-19 merupakan pandemi global pertama di era kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan big data. Namun, ketika pandemi melanda, industri layanan kesehatan sering kali kesulitan menemukan data krusial yang mereka butuhkan untuk mengambil langkah selanjutnya, baik itu statistik tentang penyakit dan kematian atau aksesibilitas rawat inap rumah sakit dan persediaan vital. Kondisi ini menunjukkan perlunya sebuah solusi dengan model yang berorientasi pada masa depan yang disuplai dengan aliran data yang konsisten yang sebisa mungkin bersifat real-time. Pemahaman akan kekuatan analitik data untuk peningkatan perawatan, patient experience, serta penurunan biaya akan mendorong konvergensi antara industri teknologi, layanan kesehatan, farmasi, dan biologi.
Salah satu masalah kesehatan di Indonesia saat ini adalah data kesehatan yang terfragmentasi karena banyaknya aplikasi dan terbatasnya peraturan untuk standardisasi dan pertukaran data. Berdasarkan hasil pemetaan Kementerian Kesehatan RI saat ini, terdapat lebih dari 400 aplikasi kesehatan yang dikembangkan oleh pemerintah pusat dan daerah. Kondisi ini menunjukkan bahwa kebijakan kesehatan masih memiliki ruang untuk optimisasi berdasarkan data yang lebih lengkap demi layanan kesehatan yang lebih efisien.
Kementerian Kesehatan RI merumuskan Strategi Transformasi Kesehatan Digital 2024, sebuah rancangan yang dilandasi oleh semangat untuk mewujudkan 'Indonesia Sehat' secara kolaboratif dengan melalui ekosistem pelaku industri kesehatan dalam sebuah platform SATUSEHAT (Sistem Elektronik Kesehatan Indonesia). Platform SATUSEHAT merupakan ekosistem kesehatan digital yang menyediakan konektivitas data, analisis, dan layanan untuk mendukung dan mengintegrasikan berbagai aplikasi dan sumber daya kesehatan di Indonesia.
Daniel Oscar Baskoro, COO Kantor Transformasi Digital di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menyatakan, "Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melihat peluang positif untuk investasi pada industri kesehatan. Anggaran belanja industri kesehatan di Indonesia tumbuh 124,5% dari tahun 2013 - 2021 dengan pertumbuhan tahunan sebesar 10,4% dan anggaran belanja industri kesehatan per kapita di Indonesia terus meningkat dari $97 di tahun 2015 menjadi $120 di tahun 2019 (pertumbuhan sebesar 23%)."
"Namun, tantangan utamanya terletak pada jumlah institusi kesehatan di Indonesia yang jumlahnya lebih dari 60.000. Maka dari itu Menteri Kesehatan mengeluarkan peraturan no. 24 tahun 2022 tentang rekam medis elektronik yang mengharuskan semua terintegrasi dengan SATUSEHAT. Hal ini menjadi peluang besar bagi kami untuk melakukan standardisasi, integrasi, dan digitalisasi."
Untuk menggunakan teknologi secara efektif dalam layanan kesehatan, industri ini membutuhkan sistem yang dapat berinteraksi satu sama lain untuk menyediakan data yang diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat dalam memberikan layanan kesehatan. Perawatan kesehatan digital bukan hanya berkutat di sekitar teknologi, namun lebih ke pada cara-cara baru untuk memecahkan masalah perawatan kesehatan, menciptakan pengalaman unik bagi pasien, serta mempercepat pertumbuhan penyedia layanan kesehatan. Dalam jangka panjang, layanan kesehatan digital akan membantu operasi dan organisasi di seluruh sistem untuk memberikan layanan kesehatan yang lebih baik.
Joseph Ho, PwC Strategy & South East Asia Consulting Healthcare Partner, menyatakan, "Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk meningkatkan infrastruktur layanan kesehatan dan pasokan dokter/spesialis untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas layanan serta mendorong peningkatan produktivitas. Dalam rangka meningkatkan ketersediaan tempat tidur rumah sakit, infrastruktur, dan kekurangan dokter, solusi teknologi akan menjadi hal yang penting untuk melengkapi layanan dasar. Hal ini juga penting untuk membantu menutup kesenjangan layanan demi menjangkau populasi yang tersebar secara geografis. Untuk mengurangi tantangan yang terkait dengan peluang baru, sangat penting untuk menyusun solusi model komersial dan operasi untuk memastikan keberhasilan implementasi di masa depan."
Berdasarkan laporan PwC Closing the Health Equity Gap, empat wawasan utama dari pengalaman COVID-19 memberikan platform untuk berkembang. Wawasan tersebut adalah: 1) data adalah langkah pertama untuk memahami fokus utama pemecahan masalah, 2) pendekatan harus disesuaikan dengan masyarakat, 3) teknologi digital adalah alat yang penting, dan 4) kemitraan akan berpengaruh kuat.
Zubin Daruwalla, Pimpinan Industri Kesehatan di PwC Singapura, menambahkan, "Satu pelajaran yang paling penting? Anda bisa melakukannya. Meskipun Indonesia memiliki populasi besar yang tersebar di wilayah geografis yang luas dengan spending power yang tidak terlalu kuat, kami melihat banyak solusi yang nantinya akan membuat layanan kesehatan menjadi lebih terjangkau dan dapat diakses oleh masyarakat serta memberikan mereka perawatan yang berkualitas. Namun, untuk mencapai kesuksesan, kolaborasi akan menjadi kuncinya, tidak hanya di dalam sektor publik dan swasta serta kolaborasi di antara keduanya”.
Kebutuhan perusahaan perawatan kesehatan untuk bertransformasi semakin meningkat dengan banyaknya pendatang baru dari luar industri kesehatan yang menyumbang 10% hingga sekitar 20% dari PDB negara. Perusahaan-perusahaan teknologi memiliki peran penting dalam hal ini. Di seluruh dunia dan di Indonesia, perubahan dalam ekonomi industri kesehatan yang baru ini sudah mulai terlihat. Kita harus meningkatkan kemampuan kita untuk mendorong seluruh sistem kesehatan digital dan mengimplementasi layanan kesehatan yang lebih substansial.
Aristo Setiawidjaja, PT Medikaloka Hermina Tbk Managing Director, added, “The role of digital players will surely help because digital and technology will improve doctors' productivity and increase access. And as healthcare providers, we embrace technology and digitisation across. So I do believe, since it is still in the early stage, and the increasing demand, this situation will stay for 10-20 years and still have a long journey.”
Meita Laimanto, PwC Indonesia Risk Assurance Partner, menambahkan, "pandemi telah mendorong kemajuan yang luar biasa untuk industri kesehatan, khususnya di bidang kesehatan digital atau digital healthcare. Gagasan interdisipliner yang disebut "perawatan kesehatan digital" menggabungkan ide-ide di mana teknologi dan perawatan kesehatan bertemu. Penyedia layanan kesehatan saat ini harus memenuhi persyaratan yang diharapkan oleh kebijakan kesehatan, konsumen, serta pemangku kepentingan lainnya di samping tuntutan dan tujuan teknologi saat ini."
Aristo Setiawidjaja, Direktur Utama PT Medikaloka Hermina Tbk, menambahkan, "Peran vendor penyedia solusi digital pasti akan membantu karena teknologi digital akan meningkatkan produktivitas dokter dan mempermudah akses terhadap catatan dan informasi kesehatan. Dan sebagai penyedia layanan kesehatan, kami merangkul teknologi dan digitalisasi secara menyeluruh. Jadi saya yakin, karena perkembangan ini masih dalam tahap awal dengan permintaan yang terus meningkat, kondisi ini akan terus bertahan hingga 10-20 tahun ke depan dan perjalanannya masih panjang."
Integrasi Sistem Informasi Fasilitas Kesehatan dengan Mudah Bersama delman.io
Kolaborasi antara delman.io dan fasilitas kesehatan Anda akan membantu fasilitas kesehatan Anda transformasi digital yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang solusi transformasi bisnis yang kami tawarkan, silakan kunjungi situs delman.io atau hubungi kami melalui email contact@delman.io.